![]() |
pesawat ATR 72-500 milik Maskapai Veopass Brasil |
Sao Paulo – Maskapai Veopass mengkonfirmasi pesawat yang jatuh di Negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada jumat (9/8) menewaskan 61 orang yang teridri dari 57 penumpang dan 4 kru. Pesawat tersebut sedang dalam penrjalan dari Cascavel di Negara Bagian Paran menuju Bandara Internasional Guarulhos di Sao Paulo. Maskapai Veopass mangatakan, Pesawat ATR 72-500 itu jatuh pada Jumat sekitar pukul 13:30 di kota Vinhedo, sekitar 80 km di barat laut kota Sao Paulo.
Seorang
warga sekitar, Daniel de Lima, mengaku mendengar suara keras sebelum keluar
dari kondominiumnya di Vinhedo, dan melihat pesawat itu berputar secara
horizontal."Pesawat
itu berputar, tapi tidak bergerak maju. Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh
dari langit dan meledak," jelasnya kepada Reuters.
Maskapai Veopass mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk
menentukan penyebab kecelakaan, sambil memberikan bantuan penuh kepada keluarga
korban.
"Pesawat tersebut, sebuah pesawat
turboprop bermesin ganda, lepas landas tanpa pembatasan penerbangan, dengan
semua sistemnya beroperasi," tambah pernyataan tersebut.
seorang pejabat negara
bagian Sao Paulo mengonfirmasi bahwa ‘Black Box’ alias perekam penerbangan
kotak hitam pesawat telah ditemukan. Selain itu, situs pelacak penerbangan
FlightRadar24 mengungkapkan, sebelum jatuh, pesawat tersebut sempat memberikan
sinyal peringatan aktif terkait adanya ‘lapisan es yang parah’. Sinyal tersebut
tertangkap pada ketinggian antara 12.000 kaki dan 21.000 kaki, lalu pesawat
terbang pada ketinggian 17.000 kaki sesaat sebelum kecelakaan.
Gerakan berputar-putar
yang tidak biasa dari pesawat sebelum menghantam tanah memicu keingintahuan
yang meluas di antara para ahli penerbangan. Hal itu membuat beberapa ahli
berspekulasi bahwa es telah menumpuk di pesawat atau pesawat mengalami
kerusakan mesin. Tetapi, para penyelidik mengatakan, masih terlalu dini untuk
menentukan penyebab kecelakaan.Hal ini dapat menghambat kinerja pesawat dengan
mengurangi daya dorong, mengurangi daya angkat, dan meningkatkan hambatan.
Direktur operasi
Voepass, Marcelo Moura, juga mengatakan kepada wartawan, meskipun ada perkiraan
bahwa lapisan es tersebutlah yang menjadi penyebab kecelakaan, namun menurutnya
masih ada faktor utama lain yang sedang ditelusuri.
Letnan Kolonel Carlos
Henrique Baldi, dari pusat investigasi dan pencegahan kecelakaan udara angkatan
udara Brasil, juga menyebut, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa
lapisan es tersebut yang menyebabkan kecelakaan. Pasalnya, pesawat tersebut
disertifikasi di beberapa negara untuk terbang dalam kondisi lapisan es yang
parah.