UGM Luncurkan Palapa S-1, Drone Serbaguna untuk Deteksi Kebakaran dan Keamanan

UGM resmi meluncurkan pesawat tanpa awak atau UAV Palapa S-1 (sumber : dtmi.ft.ugm.ac.id )

Pesawat tanpa awak (drone) Palapa S-1 merupakan inovasi terbaru dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Gesang Nugroho bersama tim Flying Object Research Center (FORCE). Drone ini resmi diluncurkan pada 3 September 2024 dalam acara di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC), Fakultas Teknik UGM. Palapa S-1 dirancang untuk berbagai keperluan, seperti deteksi dini kebakaran hutan, pengawasan perkebunan, patroli perbatasan, dan pengintaian militer.

Dalam sambutannya, Prof. Gesang menjelaskan bahwa Palapa S-1 merupakan hasil riset kolaboratif antara UGM dan industri. "Kami bekerja sama dengan PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) sejak 2021 dalam pengembangan mold pesawat, serta mendapat pendanaan dari LPDP. Palapa S-1 menjadi drone serbaguna dengan aplikasi yang sangat luas, khususnya untuk mitigasi bencana," ujar Gesang.

Palapa S-1 memiliki kemampuan terbang selama 6 jam tanpa henti dengan jangkauan hingga 500 kilometer. Dengan bentang sayap 3 meter dan panjang badan 2 meter, drone ini menggunakan empat rotor untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal, serta dilengkapi mesin pendorong untuk menjelajah di udara. Drone ini mampu memetakan area seluas 3.500 hektar per misi.

Salah satu aplikasi utama Palapa S-1 adalah deteksi kebakaran hutan. Drone ini bekerja dengan memvalidasi informasi dari satelit tentang titik panas di area gambut. "Palapa S-1 dapat mendeteksi titik api secara akurat, memastikan hotspot tersebut benar-benar api sebelum tim pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi," tambah Gesang.

Selain digunakan untuk mitigasi kebakaran hutan, Palapa S-1 juga dilirik oleh berbagai instansi militer dan keamanan. Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, sempat meninjau pengembangan drone ini dan menunjukkan ketertarikannya terhadap potensi penggunaan Palapa S-1 dalam operasi pengintaian dan patroli laut.

Palapa S-1 telah dipesan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memantau lahan gambut, terutama dalam mengidentifikasi dan memitigasi kebakaran. Menurut Gesang, drone ini diharapkan dapat menjadi alat yang andal dalam mendukung upaya konservasi lingkungan dan perlindungan hutan​.

Dalam hal produksi, UGM menggandeng PT Laksita Karya Dirga untuk manufaktur drone ini. Dengan kapasitas produksi 7 hingga 10 unit per tiga bulan, Palapa S-1 sudah siap memenuhi permintaan dari berbagai instansi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Ke depan, Palapa S-1 akan terus dikembangkan dengan teknologi sensor cerdas, termasuk kemampuan untuk memantau area bawah tanah. Selain itu, UGM juga merencanakan pengembangan versi lanjutan, Palapa S-2, yang memiliki ukuran lebih besar dan kemampuan terbang hingga 12 jam

Lebih baru Lebih lama