Masa Depan Penerbangan Indonesia: Pertamina Hadirkan Bioavtur Ramah Lingkungan

 

Sumber Pertamina : Bioavtur Pertamina untuk penerbangan ramah lingkungan

Pemerintah mendukung penuh langkah Pertamina dalam mengembangkan bahan bakar jenis Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur untuk transportasi udara. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan selalu mendukung Pertamina dalam kontribusinya menekan emisi karbon melalui produk bioavtur. Terlebih perusahaan pelat merah tersebut menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang mampu bersaing di jajaran perusahaan dunia pada peringkat 165 Fortune 500 Global.

"Kita berikan dukungan lah kepada Pertamina, Pertamina itu perusahaan yg sangat baik sekarang, fortune 500, dan tentu jg dia punya untung tahun ini, profit dia, ebitda dia berapa, jadi saya kira Pertamina makin lama makin efisien," kata Luhut di Jakarta, dikutip Selasa (20/8/2024).

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi

Lebih lanjut, Luhut membeberkan bahwa Indonesia telah memiliki peta jalan dalam pengembangan bahan bakar pesawat terbang yang lebih ramah lingkungan melalui SAF. Setidaknya terdapat dua pilihan mengenai pengembangan avtur SAF itu.

Pertama, melalui minyak jelantah yang saat ini masih diekspor ke Singapura dan Malaysia. Kedua melalui palm oil. "Jadi kita terpikir kenapa gak kita 2 pilihan, kita pajakin atau tarik bea keluar atau kita bikin industri di sini. itu satu. Kedua, kita lagi bicara mengenai palm oil kita. bisa gak kita bikin jadi SAF juga," katanya.

Meski demikian, Luhut mengakui bahwa pilihan untuk membuat SAF dari palm oil masih menjadi perdebatan, lantaran hal itu berpotensi membabat hutan. "Tapi itu kan jaman dulu. Sekarang kita gak ada deforestasi, kita yang paling kecil melakukan deforestasi sekarang ini. Nah itu kadang-kadang negara maju itu suka mencari alasan aja supaya kita negara berkembang tidak jadi negara maju," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Pertamina berencana memasarkan produk ramah lingkungan tersebut dalam gelaran Bali International Airshow 2024 yang akan berlangsung pada 18-21 September 2024, bertempat di General Aviation Terminal, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengungkapkan SAF sendiri telah diproduksi di kilang Cilacap melalui metode co-processing di mana minyak inti kelapa sawit diolah dengan Avtur fosil. SAF juga sudah diuji-cobakan dalam penerbangan dari Jakarta ke Solo dengan hasil yang cukup baik. Ia pun bersyukur dapat dilibatkan pada event yang cukup besar ini. Terlebih, melalui BIAS 2024, dapat meningkatkan pengembangan industri di bidang kedirgantaraan.

"Sebenarnya keterlibatan Pertamina di bidang penerbangan sudah cukup panjang. Kami menyediakan infrastruktur BBM untuk bahan bakar untuk airline di seluruh Indonesia dengan harga yang cukup kompetitif," katanya. Selain itu, keterlibatan Pertamina di bidang dirgantara juga ditandai dengan kepemilikan perusahaan pada maskapai penerbangan domestik yakni PT Pelita Air Service (PAS). PAS diketahui telah memiliki 11 rute yang tersebar di Indonesia.


Lebih baru Lebih lama