Hyundai Lakukan Uji Coba Taksi Terbang di IKN: Tantangan dan Harapan Menuju 2030

Mockup Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM)

Hyundai, raksasa otomotif asal Korea Selatan, telah membawa gebrakan baru ke Indonesia dengan memperkenalkan Taksi Udara atau Sky Taxi mereka. Uji coba ini merupakan langkah awal menuju pengoperasian di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang direncanakan akan dimulai pada tahun 2030. Uji coba taksi terbang ini dijadwalkan menjelang peresmian Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebelum HUT RI Ke-79 pada 17 Agustus 2024. Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi menyatakan di Kompleks DPR RI, Jakarta, bahwa beberapa hal seperti landasan taksi terbang atau helipad telah dipersiapkan untuk menunjang uji coba tersebut.

Hyundai membawa dua jenis Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) terbaru, yaitu satu prototipe terbang dan satu mockup dengan desain yang berbeda. Pada 29 Juli 2024, prototipe tersebut menjalani uji terbang di wilayah udara Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur. Taksi Udara tersebut terbang selama sekitar 10 menit pada ketinggian hingga 50 meter di atas permukaan tanah. Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi mengatakan kepada Kompas (29/7) bahwa uji terbang ini merupakan Proof-of-Concept (PoC) tanpa awak dan barang.

Ini merupakan upaya OIKN dalam mengimplementasikan teknologi canggih yang memerlukan mekanisme khusus untuk memfasilitasi uji coba, pengembangan teknologi, penilaian komprehensif, serta kecocokan dalam pembangunan IKN. Wahana udara transportasi perkotaan ini dikembangkan oleh Hyundai Motors Company dan Korea Aerospace Research Institute (KARI). Prototipe Taksi Udara yang diuji termasuk dalam kategori Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA) dengan nama Optionally Piloted Personal Air Vehicle (OPPAV).

Setelah uji terbang, Hyundai dan KARI berencana mengembangkan skema bisnis melalui Supernal, perusahaan Hyundai Motor Group di Amerika Serikat yang mengembangkan pesawat untuk mobilitas udara perkotaan. Pengembangan ini akan dikomersialkan dan dilanjutkan hingga teknologi penerbangan otonom. Ali berharap bahwa dengan terbentuknya tim teknis antara Hyundai dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), teknologi industri ini dapat berkembang secara masif ke depannya.

Untuk spesifikasinya, Taksi Udara dengan nomor registrasi HL016X ini dapat mencapai kecepatan 200 km/jam, terbang hingga ketinggian 80 meter, dan mampu mengangkut muatan hingga 100 kg. Mockup yang ditampilkan adalah versi berawak untuk empat penumpang dengan desain lebih futuristik.


Prototip Taksi Terbang

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik uji coba taksi udara untuk IKN, namun menyatakan bahwa regulasi mengenai pengoperasiannya belum ada. Melalui Intelligent Transport System (ITS), penumpang akan diangkut oleh mobil elektrik atau kendaraan otonom menuju helipad taksi terbang hanya dengan menggunakan satu aplikasi. Ali menambahkan bahwa moda taksi terbang ini masih dalam taraf pengembangan. Dia berharap sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa menguasai teknologi ini, dan perusahaan-perusahaan nasional yang diajak kerja sama bisa mengembangkan kapasitasnya untuk menguasai teknologi taksi terbang.

Momentum ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk penciptaan, pengembangan, dan peningkatan kapasitas SDM Indonesia, yang memberikan nilai tambah dalam pembangunan IKN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022, hierarki transportasi umum yang terintegrasi diusulkan untuk menunjukkan angkutan massal berkualitas tinggi sebagai tulang punggung semua layanan mobilitas. Hierarki ini terdiri atas berbagai jenis layanan yang menangani kebutuhan mobilitas tertentu dan mendukung rencana untuk memaksimalkan pilihan mobilitas melalui berbagai moda dan konektivitas tanpa batas, termasuk koridor tersier. Koridor tersier akan membantu memenuhi kebutuhan tingkat lokal dan intrakomunitas, serta memungkinkan konektivitas dari tujuan awal dan akhir ke jaringan primer dan sekunder, termasuk bus pengumpan, angkutan kendaraan yang terhubung dan otonom (CAV), layanan first/last mile, dan jaringan pusat mobilitas.

Dengan target operasi pada tahun 2030, Taksi Udara buatan Hyundai diharapkan menjadi solusi mobilitas masa depan yang efisien dan berkelanjutan di Ibu Kota Nusantara
Lebih baru Lebih lama