![]() |
Pesawat Lion Air Boeing 737-800NG (Dokumentasi Rahmad Dwi Putra) |
Dikutip dari detik.com, Dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau di Menara Bank Mega,
Jakarta Selatan, Daniel Putut Kuncoro Adi selaku Presiden Direktur Lion Group, menekankan bahwa maskapai penerbangan selalu memprioritaskan kenyamanan
dan keamanan penumpang saat menggunakan layanan maskapai, dan hangar perawatan pesawat harus tersertifikasi serta diaudit
oleh Kementerian Perhubungan. Ia menyebut bahwa proses perawatan pesawat sering
kali menghasilkan limbah yang berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu, Lion
Group merancang proses perawatan yang lebih ramah lingkungan, mulai dari desain
hangar hingga penggunaan teknologi perawatan yang efektif.
Daniel juga menyebut pentingnya pemilihan bahan dan produk perawatan pesawat yang mempertimbangkan dampak lingkungannya. Ia memastikan bahwa material yang digunakan ramah lingkungan.
"Kita sudah melaksanakan (perawatan pesawat ramah
lingkungan) di Batam Aero Technic, jadi mulai dari desain hangar-nya, kemudian
dari desain peralatannya, termasuk pemilihan teknologinya (perawatan) untuk
bisa membangun hangar perawatan pesawat yang ramah lingkungan," jelasnya.
"Kita sudah ada dari proses amdal sampai recycle air, kemudian kita juga sudah melakukan pengiritan air untuk pencucian pesawat. Tentu limbah air maupun limbah lainnya sudah kita recycle sehingga Batam Technic itu bisa dikatakan ramah lingkungan," tutur Daniel lagi.
Daniel menambahkan bahwa ke depannya, Lion Group akan
beralih dari bahan bakar fosil ke SAF (sustainable aviation fuel) yang lebih
ramah lingkungan, dengan harapan dapat memberikan efisiensi dan menekan biaya.
Lion Group sedang bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mengembangkan
penggunaan SAF di masa mendatang, dengan harapan SAF akan menjadi komponen yang
lebih efisien dan ekonomis.
"Kami bersama manufaktur berkomunikasi terus, kemudian
kita juga mulai mengadakan pendekatan terhadap yang namanya transportasi
sekarang masih menggunakan bahan bakar fosil, tapi kita sudah mulai mencoba
mencari teknologi SAF atau sustainable aviation fuel. Nah ini kita sudah
bekerja sama dengan stakeholder kami untuk ke depan kita akan menggunakan tetap
bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," kata dia.
"Karena di Indonesia pun SAF ini sedang di develop dan
harapan kita nanti SAF tadi bisa menjadi satu komponen yang lebih efisien dan
lebih costless lah, tidak mahal lah seperti yang mungkin sekarang
terjadi," ujar Danie