 |
| Sumber: www.nasa.gov |
Dalam upaya terbaru untuk kembali ke Bulan, NASA telah meluncurkan program Artemis yang ambisius. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengirim astronot kembali ke permukaan Bulan, tetapi juga untuk membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di sana. Dalam misi ini, kolaborasi dengan perusahaan penerbangan komersial seperti SpaceX dan Blue Origin menjadi kunci.
SpaceX, yang didirikan oleh Elon Musk, telah dipilih untuk mengembangkan sistem pendaratan manusia Starship. Pesawat ruang angkasa generasi berikutnya ini dirancang untuk mengangkut astronot langsung ke permukaan Bulan. Starship adalah pesawat ruang angkasa yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, yang menjanjikan revolusi dalam perjalanan ruang angkasa dengan desainnya yang efektif dan berkelanjutan.
 |
| Sumber: Blue Origin |
Blue Origin, yang dipimpin oleh Jeff Bezos, memimpin “Tim Nasional” yang mencakup raksasa industri seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Draper. Bersama-sama, mereka mengembangkan Kendaraan Pendarat Terintegrasi (ILV), sebuah pendarat tiga tahap yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan NASA akan fleksibilitas dan kemampuan penggunaan kembali. ILV akan mampu berlabuh dengan Gateway, stasiun yang mengorbit Bulan, yang berfungsi sebagai titik persinggahan untuk pendaratan Bulan dan misi ruang angkasa dalam yang lebih lanjut.
Kolaborasi antara NASA dan entitas komersial ini merupakan bukti dari evolusi eksplorasi ruang angkasa, di mana kemitraan publik-swasta menjadi semakin penting. NASA membawa pengalaman dan keahlian luas dalam misi ruang angkasa, sementara perusahaan seperti SpaceX dan Blue Origin menyuntikkan inovasi, efisiensi, dan perspektif baru ke dalam proses.
 |
| Sumber: SpaceX |
Dengan upaya gabungan dari NASA, SpaceX, dan Blue Origin, program Artemis sedang dalam jalur yang benar untuk mencapai tonggak sejarahnya. Keberhasilan program ini tidak hanya akan menandai era baru eksplorasi Bulan tetapi juga membuka jalan untuk misi masa depan ke Mars dan lebih jauh lagi. Seiring berkembangnya kemitraan ini, mimpi perjalanan ruang angkasa yang berkelanjutan dan dapat diakses semakin dekat dengan kenyataan.
Misi Artemis ke Bulan adalah simbol kerja sama internasional dan kemajuan teknologi, menunjukkan apa yang dapat dicapai ketika pemerintah dan industri bekerja bersama menuju tujuan bersama.
 |
| ARTEMIS III Sumber: NASA |
Misi Artemis III merupakan bagian dari program Artemis NASA yang bertujuan untuk mengirim manusia kembali ke Bulan. Misi ini direncanakan untuk tahun 2026 dan akan menjadi misi berawak pertama ke kutub selatan Bulan. Berikut adalah beberapa poin penting dari Misi Artemis III:
- Peluncuran: Empat astronot akan diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida menggunakan roket Space Launch System (SLS), yang merupakan satu-satunya roket yang mampu mengirim Orion, kru, dan persediaan mereka ke Bulan dalam satu peluncuran.
- Orion: Pesawat ruang angkasa Orion akan membawa kru ke dan dari Bumi serta ke dan keluar dari orbit Bulan. Orion adalah satu-satunya pesawat ruang angkasa yang mampu mengembalikan kru ke Bumi dengan kecepatan reentry Bulan.
- Pendaratan: NASA telah memilih SpaceX untuk menyediakan sistem pendaratan manusia yang akan mengangkut astronot Artemis III dari Orion di orbit Bulan ke permukaan Bulan dan kembali lagi.
- Sains dan Eksplorasi: Astronot akan mengumpulkan sampel, melakukan eksperimen ilmiah, dan mengamati lingkungan Bulan sebelum kembali ke orbit untuk bergabung dengan kru mereka dalam perjalanan kembali ke Bumi.
- Tujuan Jangka Panjang: Setiap misi Artemis akan meningkatkan pengetahuan kita, menyempurnakan operasi kita, dan membuktikan teknologi kita saat kita bersiap untuk misi manusia pertama ke Mars.
Misi ini
akan menjadi salah satu usaha rekayasa dan kecerdasan manusia yang paling
kompleks dalam sejarah eksplorasi ruang angkasa jauh, dengan tujuan utama untuk
memperluas pemahaman kita tentang sistem tata surya dan planet kita. Are you ready Bugo Center readers?